Karawang || Gemilang Buana.Com -Pada hari Minggu 14 Desember 2025
Titik Nol Perebutan Tahta Desa Cikampek Selatan.
Malam ini, di Cikampek, Karawang, ketegangan terasa begitu nyata, namun dibingkai dalam khidmatnya sebuah ritual.
Bukan panggung politik megapolitan, melainkan jantung demokrasi yang paling akar: pemilihan kepala desa. Di sinilah, di level Desa Cikampek Selatan, masa depan masyarakat Cikampek Selatan diuji, digantungkan pada lima nama yang siap bertarung.
Gedung pertemuan menjadi saksi bisu. Bukan sekadar hajatan biasa, namun penetapan resmi calon kepala desa, sebuah momen yang menentukan langkah awal menuju tampuk kekuasaan.
Dari Muspika Kecamatan hingga PJ Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, LPM, Ketua KPPS, hingga para tokoh masyarakat – semua hadir.
Sebuah konsentrasi kekuatan sipil dan struktural yang menegaskan bahwa desa bukanlah entitas pinggiran, melainkan pusat tumpuan harapan.
Diawali dengan lantunan sakral “Indonesia Raya”, suasana mendadak terangkat. Lagu kebangsaan itu bukan sekadar formalitas, ia adalah pengingat bahwa perebutan kursi desa adalah bagian integral dari mimpi besar bernama Indonesia.
Hidayah dan Amanah di Balik Kotak Suara
Ketua BPD Desa Cikampek Selatan, dalam sambutannya, memilih jalur spiritual. “Mudah-mudahan kita semuanya mendapatkan hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala,” ujarnya.
Pernyataan itu menyimpan makna yang dalam.
Di tengah riuh rendahnya kompetisi, dibutuhkan hidayah—petunjuk ilahi—bukan sekadar ambisi kekuasaan. Ini adalah cerminan dari kesadaran bahwa jabatan kepala desa adalah amanah yang berat, bukan panggung pribadi.
Menjadi kepala desa di Cikampek Selatan, di tengah deru industri dan tantangan urbanisasi, berarti memikul tanggung jawab atas kesejahteraan ribuan warga.
Panitia 11, sebagai motor acara, dengan tegas menyambut para tamu dan calon. Ada aura penetapan, sebuah pengesahan bahwa proses telah berjalan sesuai koridor. Ini adalah penegasan bahwa kontestasi ini harus dilandasi oleh legitimasi dan transparansi.
Lima Nomor, Lima Janji untuk perubahan Desa Cikampek Selatan
Setelah rangkaian sambutan yang berisi harapan dan doa, tibalah klimaks acara: penentuan nomor urut. Sebuah momen yang seringkali terasa sepele, namun di dalamnya terkandung simbolisasi kesiapan untuk bertempur.
Nomor urut adalah identitas, bendera yang akan dibawa berkeliling di setiap sudut desa.
Hasilnya, tak terhindarkan:
Nomor Urut Calon Kepala Desa
1. DJUNAEDI
2 . SUJANI
3. THOMAS AGUSTIN ATENG (TOMY)
4. YANA
5. EDI SUPARJONO
Lima nama. Lima visi untuk Desa Cikampek Selatan yang lebih baik.
Prosesi berlanjut dengan tanda tangan kolektif dari panitia dan seluruh tim sukses. Ini bukan sekadar tinta di atas kertas, ini adalah pakta integritas. Sebuah janji untuk mematuhi aturan, berkompetisi secara sehat, dan menjaga kondusivitas.
Komitmen Bersama: Damai Sejak Garis Start
Di akhir acara, Panitia dengan tegas mempersilakan para calon untuk segera berkampanye, namun dengan satu syarat kunci: “sesuai dengan tata tertib mudah-mudahan tidak ada pelanggaran.”
Pernyataan ini adalah penekanan penting. Dalam panasnya persaingan, seringkali etika dan aturan terabaikan. Padahal, inti dari demokrasi di tingkat desa adalah kedewasaan berpolitik.
Cikampek Selatan memberikan pelajaran berharga: tahapan penentuan nomor urut berakhir aman dan kondusif.
Cikampek Selatan membutuhkan pemimpin yang mampu mengelola desa di persimpangan jalan antara tradisi agraris dan modernitas industri.
Calon-calon ini, dengan nomor urut yang baru mereka genggam, kini membawa beban berat: menjanjikan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat Cikampek Selatan. Bukan sekadar janji politik, melainkan solusi atas isu-isu fundamental: infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga penyerapan tenaga kerja lokal di tengah gempuran pabrik.
Maka, mari kita saksikan.
Dari penentuan nomor ini, lahirlah sebuah pertarungan gagasan. Semoga nomor urut yang mereka bawa, benar-benar menjadi kode keberuntungan bagi masyarakat Desa Cikampek Selatan
*Edi (edoy)*
Leave a Reply